Berdarah-darah Pada Tradisi Caci Bukan Pertarungan

Berdarah-darah Pada Tradisi Caci Bukan Pertarungan

Kabarriau Budaya - Tradisi yang sangat kental bagi orang Manggarai Timur, Manggarai, dan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur yang dikenal "menari caci" merupakan andalan daerah itu.

Dengan dua orang pemain, permainan rakyat ini sangat berbeda. Satu lawan satu Caci merupakan permainan rakyat yang sudah diwariskan secara turun temurun oleh leluhur orang Manggarai Raya.

Pertarungan dengan memukul menggunakan Larik dan lawan menangkis dengan sebuah  Nggiling (tameng) berbentuk bulat yang terbuat dari kulit kerbau atau kulit kambing dan sapi sangat asyik disaksikan penonton.

Permainan sambil menari-nari dengan memukul lawan sambil menyanyikan sebuah lirik lagu bahasa daerah setempat, menjadi keunikan dari permainan rakyat ini terletak pada pemain-pemain yang turun di lapangan sambil menari-nari itu.

Saat itu, suara-suara emas dari pemain caci dilantunkan dengan dialek-dialek bahasa daerah setempat. Bahkan, pemain yang masih muda atau bujang menampilkan yang terbaik demi menggaet perhatian dari perempuan yang memadati lapangan.

Bahkan, ajang permainan caci juga bisa mempertemukan jodoh bagi pemuda dan pemudi. Kaum perempuan terhibur dengan goet-goet (dialek-dialek) yang dibawakan saat menari-nari di tengah lapangan sambil melemparkan senyuman kepada kaum perempuan yang memadati di pinggir lapangan.

Yang menarik dari permaian caci adalah persaudaraan yang sangat tinggi, walau badan mereka luka namun tak ada dendam aturannya secara lisan sudah diketahui secara umum dan ditaati bersama secara turun temurun.**