Pentingnya Peran Guru dalam Mencegah Tindak Diskriminasi Terhadap Anak Inklusi di Lingkungkungan Sekolah

Pentingnya Peran Guru dalam Mencegah Tindak Diskriminasi Terhadap Anak Inklusi di Lingkungkungan Sekolah

Opini - Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Dalam menempuh pendidikan, anak berkebutuhan khusus ini akan diberikan layanan pendidikan inklusi di sekolah-sekolah reguler.

Namun di sekolah reguler ini kategori anak berkebutuhan khusus yang diterima adalah anak yang termasuk kedalam kategori ringan dan sedang. Untuk kategori berat alangkah lebih baiknya anak berkebutuhan khusus tersebut dimasukkan ke dalam sekolah khusus agar lebih mendapatkan pendidikan yang baik baginya.

Dalam kehidupan sehari-hari anak berkebutuhan khusus ini seringkali mendapatkan perlakuan yang tidak layak baik dari teman sebaya, ataupun masyarakat disekitarnya.

Padahal, kita tidak pernah tahu potensi besar apa yang tersembunyi dalam diri peserta didik inklusi tersebut. Untuk itu kita harus selalu menjaga sikap dan mengajak anak-anak berkebutuhan khusus berkomunikasi agar mereka merasa nyaman ketika berada di luar selain lingkungan keluarganya.

Dalam wawancara yang dilaksanakan pada 22 Maret 2022 pada salah seorang guru di SDN 002 yakni Ibuk Rosneli, S. Pd, beliau menyebutkan bahwa anak inklusi yang ada di kelas yang beliau ajar seringkali diganggu oleh teman-teman sekelasnya dikarenakan asing dari temannya yang lain. “Dan anak ini sering menangis karena diejek”.

Beliau juga mengatakan bahwa apabila anak tersebut dirangkul bersama-sama ketika proses pembelajaran berlangsung, ia akan belajar dengan tenang walaupun ia tidak memahami materi pembelajaran dengan baik. Namun, ada kalanya anak ini akan berteriak dan ribut di kelas sehingga mengganggu fokus anak lain dalam belajar.

Beliau juga mengatakan bahwa, untuk sekarang pendidikan inklusi disekolah regular belum terlaksana dengan baik, karena kurangnya program pelatihan bagi guru dalam menangani anak inklusi ini.

Beliau berharap agar pemerintah memperbanyak program pelatihan ini, agar anak inklusi yang berada di daerah-daerah pinggiran kota mendapatkan pendidikan juga seperti anak inklusi yang tinggal di kota besar.

Pasalnya di kota-kota besar Sekolah Luar Biasa tidak sulit untuk ditemukan, sedangkan di daerah pinggiran kota harus menempuh jarak yang lumayan jauh terlebih dahulu baru menemukan sekolah tersebut.

Sebagai solusinya, tentunya kita tidak ingin anak inklusi ini tidak mendapat pendidikan yang baik, untuk itu sebagai calon seorang guru dimasa mendatang alangkah lebih baiknya kita mempersiapkan diri dan membekali diri mengenai pendidikan inklusi ini, agar ketika sudah terjun ke lapangan langsung dan menemukan kasus ini kita sudah mempunyai pengetahuan sedikit dalam menangani kesus tersebut.

Oleh Mahasiswa Semester IV Prodi PGSD, Universitas Islam Riau ; Cicih Andini, Iqba Adip Fachrezi, Mutia Hermi, Nofita Jayani Barus, Pitriyani. Dosen Penempuh : Dea Mustika, S.Pd.,M.Pd.