Stefanus Gusma; Paskah Menginspirasikan Kebangkitan Solidaritas dan Perdamaian

Stefanus Gusma; Paskah Menginspirasikan Kebangkitan Solidaritas dan Perdamaian

Paskah 2022 sebagai momentum kebangkitan solidaritas kemanusiaan yang ditandai dengan kemenangan Yesus Kristus atas kejahatan, penderitaan dan maut. Kisah Yesus mengalahkan penghinaan, kejahatan, dan kematian sangat menginspirasi dan mengajak pemeluk agama agar dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Paskah menginspirasi kita untuk melakukan transformasi nilai dan perilaku, menghidupkan kembali nurani kemanusiaan serta keberpihakan kepada keadilan, kebenaran, kelestarian ekologis dan kaum tertindas.

Kebangkitan Solidaritas dan Perdamaian

Peristiwa Paskah telah lewat, tetapi yang abadi adalah kenangan, kegembiran, dan harapan baru bahwa Tuhan telah berkenan hadir dalam penderitaan manusia. Paskah adalah tanda solidaritas kepada penderitaan manusia. Tuhan mencintai manusia, aktif, mendekati dan menyapa manusia. Paskah sebagai gerak aktif solider Tuhan menyelamatkan manusia dengan mengorbankan Putra-Nya disalib.

Tuhan memberikan jaminan bahwa penderitaan, ketidakadilan, kekejaman manusia mempunyai batas, dan karena itu, manusia perlu terlibat bersama Tuhan untuk menimba kekuatan, mendapatkan inspirasi, dan memberikan tanggung jawab sosial, kritis, dan transformatif atas sejarah hidup manusia.

Karena itu, momentum Paskah memberi pesan dan ajakan universal kepada manusia untuk terlibat dalam solidaritas kemanusiaan dalam aksi-aksi konkret. Tidak hanya melakukan aksi-aksi karitatif, solidaritas tampak nyata melalui advokasi dan perjuangan untuk menentang ketidakadilan serta “pemiskinan”  dalam masyarakat.

Sebagaimana Yesus yang berbuat baik serentak berani menentang segala bentuk kejahatan dan pemiskinan struktural dalam masyarakat, merayakan Paskah harus disertai kritisisme dan keterlibatan untuk mengeluarkan kaum marginal dari ketidakadilan dan kemiskinan, serta memperjuangkan bumi sebagai rumah bersama yang nyaman dan lestari.

Saat ini, perayaaan Paskah secara nasional dan global dilanda pembelahan sosial karena perbedaan budaya, preferensi politik dan orientasi nilai. Saat ini perang Rusia dan Ukraina mengakibatkan korban kemanusiaan dan memicu ketegangan  dalam relasi global. Karena itu, pesan solidaritas Paskah harus menyatukan manusia dalam semangat perdamaian sehingga dunia dijauhkan dari aksi kekerasan, dan kejahatan termasuk perang.

Konflik kekerasan dan perang menimbulkan korban manusia dan menghancurkan harapan hidup yang lebih baik dari generasi penerus. Karena itu harus dihentikan karena sangat bertentangan dengan komitmen kasih Tuhan agar manusia hidup damai dalam semangat pluralisme korelasional dan gotong royong.

Aksi Nyata

Maka melalui perayaan Paskah ini kita tidak hanya belajar tentang Tuhan dan manusia, tetapi terutama harus mencapai tahap belajar dari Tuhan untuk menjadi manusia beriman sejati. Karena itu saya menghimbau agar setiap warna negara mengartikulasikan inspirasi solidaritas dan perdamaian Paskah  dalam berbagai aksi nyata. Solidaritas dan perdamaian tidak perlu dipahami secara teoretis semata, tetapi perlu mendapar wujud nyata dalam praktik.

Iman tanpa perbuatan adalah mati. Inspirasi Paskah harus diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Saya berharap umat Kristiani dan juga warga negara harus menerjemahkan pesan Paskah dengan menjadi agen solidaritas dan perdamaian dalam hidup sehari-hari. Kita hadir membela mereka yang mencari keadilan, serta serentak mengusahakan hadirnya kedamaian. Mari kita ciptakan solidaritas dan kedamaian kemanusiaan secara kontinyu.**

Selamat Paskah

Stefanus Gusma
(Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik)