1100 Ton Minyak Goreng Merek Bimoli Ditumpuk dalam Gudang Terciduk Polisi

1100 Ton Minyak Goreng Merek Bimoli Ditumpuk dalam Gudang Terciduk Polisi

Medan - Kelangkaan minyak goreng di Nusantara banyak penyebabnya selain harga tandan buah segar (TBS) sawit naik ada juga ulah spekulan yang menimbun tentunya semua diduga demi keuntungan besar, sementara rakyat menjerit.

Terbukti ditemukan tumpukan minyak goreng yang tidak diedarkan dan hanya disimpan di dalam gudang. Jumlah tumpukan minyak goreng dalam kemasan yang ditimbun itu mencapai 1,1 juta kg, hal itu diketahui setelah Tim Satgas Pangan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menemukan gudang penyimpanan itu beberpa hari lalu.

Tentunya penimbunan minyak goreng ini di tengah warga dilanda pandemi corona dan di tengah sulitnya masyarakat mendapatkan minyak goreng saat karena mahal dan langka ini disayangkan banyak kalangan, dimana masih ada pihak-pihak yang menyimpan dalam jumlah besar apalagi.

"Hari ini kita melihat faktanya didapat stok minyak goreng yang siap dipasarkan sekitar 1,1 juta kilogram minyak goreng bertumpuk di gudang. Kita meminta agar tidak lagi menyimpan produk minyak goreng di dalam gudang mereka," kata Kepala Biro Perekonomian Pemprov Sumut Naslindo Sirait, Jumat (18/2/22).

Naslindo mengatakan petugas yang berada di gudang mengaku tidak menyalurkan minyak goreng karena kebijakan yang dikeluarkan oleh atasannya. Untuk itu, Naslindo menyerahkan dugaan penimbunan ini kepada kepolisian.

"Saat ini masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng, sementara ada perusahaan yang tidak menyalurkannya," tuturnya.

"Meminta kepada pimpinan perusahaan tersebut agar hari ini segera menyalurkan minyak goreng itu ke distributor- distributor yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara agar kelangkaan segera dapat teratasi," kata Naslindo.

Naslindo mengingatkan soal kebutuhan masyarakat akan minyak goreng. Dia berharap tidak ada lagi perusahaan yang menimbun minyak goreng, apalagi dalam jumlah besar.

"Situasi yang sulit karena pandemi COVID-19 jangan lagi kita persulit dengan perilaku-perilaku yang tidak baik. Kita semua terutama pengusaha harus punya kesadaran bahwa kita harus bersama sama menyelamatkan perekonomian kita," pungkasnya.**