Ketangguhan Vaksin Merah Putih Akan Diuji dengan Varian Delta

Ketangguhan Vaksin Merah Putih Akan Diuji dengan Varian Delta

Surabaya - Seperti diketahui Varian Delta telah mendominasi serangan COVID-19 di beberapa negara, termasuk Indonesia, kini untuk menguji ketagguhan vaksin Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, akan melakukan uji pada virus varian delta COVID-19.

Hasilnya belum bisa disampaikan saat ini sebab, vaksin merah putih kini sedang proses uji pada hewan monyet. Seperti kita ketahui Vaksin Merah Putih adalah platform Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Koordinator Produk Riset COVID-19 Unair Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih pada media menyebut, "pastinya kan belum dijawab sekarang. Nanti akan kita lakukan uji tantang, ini kan inactivated ya platformnya".

Menurutnya, varian delta ini diuji oleh Unair melalui Institute of Tropical Disease (ITD) lembaga penyakit tropis sudah berhasil mengkulturkan varian delta.

"Kalau uji tantang, kan ditantang sama virusnya. Nah ini yang harus dilakukan di Animal BSL-3 (Bio Self Level 3) Unair, karena kita akan menantangkan si kera dengan virus. Jadi Monyet yang sudah diimunisasi, nanti dia punya antibodi, nah akan ditantang untuk uji netralisasi dengan varian delta," katanya, Minggu (1/8/21).

Setelah itu sambungnya, tim peneliti baru bisa melihat, apakah Makaka ini bisa bertahan tidak terinfeksi virus varian delta. Jika nantinya terinfeksi, maka bisa dinetralisir oleh antibodi yang dihasilkan oleh monyet makaka. Sehingga makaka bisa menetralisir varian delta.

"Ini tentunya masih dalam proses penelitian, karena makaka nya baru mulai jalan. Kan sekarang nunggu sistem imunnya dulu, antobodi ada dulu, baru bisa uji tantang. Jadi belum bisa menjawab (bisa untuk varian delta atau tidak). Tentu harapan kita tentu bisa menetralisir," ujarnya.

Nyoman mengatakan jika berdasarkan informasi dari WHO yang menyampaikan bahwa COVID-19 varian delta bisa menginfeksi orang-orang yang sudah divaksin.

"Tapi, gejala atau dampak infeksi, daya imun atau daya netralisir dari orang yang sudah divaksin jauh lebih baik. Sehingga, walaupun efikasi agak menurun, namun masih di batas minimal dari efikasi yang disarankan WHO. WHO minimal 50 persen," katanya.

Nah, 5o persen ke atas kan masih layak sebagai vaksin. "Saya rasa sampai hari ini belum ada yang mengkhawatirkan, masih di batas diizinkan WHO minimal 50%. Mudah-mudahan vaksin Merah Putih platform Unair juga mampu melakukan itu (menetralisir), perlu riset dan data," jelas Nyoman.

Saat ditanya apakah nantinya akan diuji tantang dengan varian lainnya selain varian delta, Nyoman mengatakan jika pihaknya mengutamakan varian delta. Sebab, varian tersebut saat ini yang sedang mendominasi.**