PSI Riau : Tingkatkan Standar Prokes Covid19

PSI Riau : Tingkatkan Standar Prokes Covid19

Pekanbaru - Pandemi virus Covid19 ini telah terjadi hampir diseluruh belahan dunia dan menjangkit Jutaan orang 

diseluruh dunia dan menyebabkan kematian, yang hingga saat ini belum adanya ditemukan obat atau 
vaksin spesifik yang dapat menangani kasus pandemi virus Covid19 ini. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi. Tingkat penyebaran 
pandemi ini cukup tinggi dengan ditemukannya kembali varian varian mutasi yang baru dari virus ini 
maka untuk itu dibutuhkan penanganan yang cepat dari pemerintah. 
Melalui program Vaksinasi massal yang sedang digalakkan pemerintah saat ini maka diharapkan dapat
menekan lajunya penyebaran virus ini ditengah masyarakat. 

Melalui program vaksinasi ini diharapkan 
akan menumbuhkan imunitas tubuh, diharapkan tubuh kita akan mempunyai “memori” atas virus ini 
sehingga saat virus ini masuk dalam tubuh maka “pasukan” dalam tubuh langsung bisa mengalahkan 
virus tersebut. Yang artinya jikapun kelak terjangkit virus ini tidak akan terlalu parah karena tubuh kita 
sudah bisa mengenali dan melawan akan virus tersebut. 

Selain Protokol kesehatan 5M yang tetap harus dijaga ketat saat kita melakukan aktivitas diluar rumah,
diharapkan juga peran aktif masyarakat untuk ikut mensukseskan program vaksinasi ini. Dan untuk itu 
kami dari PSI Riau perlu juga mengingatkan kepada Gubernur Riau yang juga sebagai Ketua satgas 
covid19 Riau, untuk terus mengingatkan kepada instansi terkait kondisi proses penyimpanan vaksin 
tersebut wajib tetap terjaga dengan baik sebelum disuntikkan kepada masyarakat. Karena jika 
penanganan penyimpanan vaksin didalam pendistribusian ke kabupaten se Riau kurang benar maka 
vaksin tersebut dikhawatirkan tidaklah berguna lagi. Jadi agar dipantau terus cara penyimpanan vaksin 
tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dan pengawasan penerapan 
Protokol Kesehatan 5M, disaat pelaksanaan vaksinasi itu berlangsung juga harus dijaga ketat supaya 
tidak menciptakan klaseter baru nantinya. 

Ketegasan Gubernur Riau dalam penanganan pandemi covid19 ini boleh diacungkan jempol, dengan 
diterapkannya aturan untuk mengadakan swab antigen bagi semua penumpang pesawat setibanya 
dibandara Sultan Syarif Kasim 2, Riau dan menunda pemberlakuan kegiatan mengajar dengan tatap 
muka bagi tahun ajaran baru sekolah hingga situasi membaik, namun jika tidak diikuti dengan kesiapan, 
kesigapan dan ketegasan dari para pelaksana di lapangan maka aturan yang dibuat tersebut akan hanya 
menjadi isapan jempol saja. 

Dalam penerapan protokol kesehatan 5M tersebut kami dari PSI Riau menyarankan beberapa hal 
dibawah ini : 

1. Menambah penyediaan tempat cuci tangan pada lokasi lokasi yang diperlukan seperti pasar jalan 
durian, pasar kodim, pasar bawah dan pasar lainnya, terminal bus, halte, taman rekreasi, dan menunjuk 
petugas untuk mengawasinya, baik dari tersedianya sabun dan air yang cukup maupun jalannya 
pelaksanaan aturan protokol kesehatan tersebut, sehingga benar bermanfaat bagi masyarakat dalam menjaga kebersihannya dengan mencuci tangan dengan sabun selama 30detik, karena banyak juga 
tempat cuci tangan ditempat tertentu yang sudah disediakan namun hanya sebagai pajangan belaka dan 
tidak difungsikan dengan baik. 

2. Dengan adanya varian baru dari Covid19 ini maka penerapan aturan harus lebih ketat lagi tentang 
pemakaian masker ditempat umum, kendaraan umum, perkantoran dan mall, pasar tradisional serta 
ruang publik lainnya. Dimana saat ini semakin menyebarnya varian baru dari virus covid19 ini maka 
diwajibkan pemakaian masker dengan rangkap 2 (dua). Bagi masyarakat yang tidak mampu membeli 
masker dapat diberikan secara gratis, terutama untuk buruh pabrik dan para pekerja informal yang 
berpotensi tatap muka tinggi.

3. Membatasi aktivitas diruangan tertutup seperti acara acara pernikahan, acara keagamaan, hajatan 
dan acara lainnya yang diadakan dalam ruangan, serta memastikan jaga jarak terjaga dengan tertib dan 
disiplin. 

4. Mengkontrol dan mencadangkan ketersediaan tempat, baik berupa kamar, tempat tidur dan fasilitas
lainnya yang layak dan higienis ditempat fasilitas isolasi mandiri yang telah disediakan untuk pasien
gejala ringan sehingga tidak tercampur dengan yang berat. Jika diperlukan Balai desa dan kantor swasta 
juga dapat dialihkan menjadi tempat isolasi mandiri. 

5. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang langkah langkah yang harus dilakukan selama 
melakukan isolasi mandiri dirumahnya dan adanya petugas yang ditunjuk sehingga pasien yang isolasi 
mandiri dirumahnya ini tetap dibawah pengawasan dan kontrol secara rutin oleh instansi yang 
berwenang. Dan tidak lupa harus adanya Centre Call Covid19 yang aktif untuk merespon kebutuhan 
masyarakat (seperti ambulans, dll) jika ada yang sewaktu waktu butuh penanganan atau bantuan.

6. Mengawasi dengan ketat penyaluran bantuan sosial sehingga benar benar menyasar pada kelompok 
masyarakat miskin dan yang paling berdampak secara ekonomi akibat pandemi ini. 

7. Menunda pelaksanaan kegiatan tatap muka sekolah hingga kondisi membaik adalah hal yang tepat, 
agar tidak menciptakan klaster baru nantinya. Pemerintah Daerah agar memantau juga kegiatan 
penerimaan siswa/siswi baru agar berjalan dengan baik dan tidak memberatkan orangtua murid. 
Kurikulum pelajaran tahun ini masih sama seperti tahun yang lalu menandakan bahwa pemerintah pusat 
dalam hal ini Kementrian Pendidikan sangat memahami kondisi ekonomi yang terjadi akibat pandemi 
ini, yang artinya buku buku pelajaran tahun lalu masih kurang lebih sama sehingga masih bisa 
dimanfaatkan. 
Untuk itu kami dari Partai Solidaritas Indonesia Wilayah Riau menghimbau agar sekolah sekolah untuk 
tidak mewajibkan muridnya dalam membeli buku pelajaran yang harus baru mengingat proses 
pembelajaran masih secara daring, Dan jangan berkesempatan untuk mengambil keuntungan dari 
penjualan buku pelajaran tersebut ditengah masa pandemi saat ini, begitu juga dengan baju seragam
murid agar tidak menjadikan sebuah kewajiban yang harus dibeli ditengah proses pembelajaran saat ini 
secara daring/ belum tatap muka, karena Kami melihat urgensi hal tersebut tidaklah terlalu mendesak.

Jika memang masih dimungkinkan dengan memanfaatkan buku buku dari kakak kelas mereka adalah hal 
yang berguna, sehingga dapat membantu beban ekonomi para orangtua murid, mengingat kurikulum 
yang dipakai ditahun ajaran ini masih sama dengan tahun lalu. 

8. Memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat yang terdampak saat ini dengan cara memperbanyak 
kegiatan kegiatan padat karya sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang 
kehilangan pekerjaan akibat dari pandemi covid19 ini. 

9. Kegiatan ekonomi masyarakat (pedagang sembako, pedagang sayur, Café, tempat wisata, pasar, toko 
modern, dan sejenisnya) biarlah tetap beroperasi , namun harus tetap dalam pengawasan yang ketat/ 
rutin, sesuai dengan standar protokol kesehatan 5M, yang sudah ditetapkan pemerintah. 

Mudah mudahan dengan segala upaya yang kita lakukan melalui kerjasama yang baik dan kesadaran 
yang tinggi antara pemerintah dan masyarakat dapat memberikan dukungan dan kekuatan untuk 
mempercepat berahkirnya pandemi covid19 ini. Langkah langkah kuratif dan preventif harus dilakukan 
terukur dan berhasil guna dengan memaksimalkan pendanaan yang ada

Kami dari Partai Solidaritas Indonesia Wilayah Riau yang diketuai oleh David Siagian, terus aktif 
melakukan edukasi kepada masyarakat melalui jaringan kepengurusan partai, didalam membantu 
pemerintah provinsi Riau melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penanganan pandemi Covid19 
ini sehingga Indonesia menjadi tangguh dalam menangani dan bisa bebas dari pandemi ini. Salam 
Solidaritas.

Rls : PSI Riau